Kepuasan Kerja

Do you love your job?

1. Pengertian
 
Menurut Kreitner dan Kinicki (2001), kepuasan kerja adalah “suatu efektifitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Sedangkan menurut Robbins (2003), kepuasan kerja adalah “sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”. Istilah kepuasan kerja merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan karena pada umumnya apabila orang berbicara mengenai sikap karyawan, lebih sering mereka maksudkan kepada kepuasan kerja

Menurut Hariandja (2005), kepuasan kerja adalah sejauh mana individu merasakan secara positif/ negatif berbagai macam dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Menurut Mangkunegara (2007), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong/ tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.

Menurut Hasibuan (2006), kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, disiplin, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi antara keduanya. Veithzal
(2004) menyatakan bahwa
kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak puas dalam bekerja.

Mathis and Jackson (2000) mengemukakan, "Job satisfaction is a positive emotional state resulting one's job experience" (Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual yang merupakan sikap dan perasaan seseorang yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja dan apa yang diperoleh dari pekerjaannya. Kepuasan akan dirasakan jika adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang dia hadapi.

2. Dimensi Kepuasan Kerja
 
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka. Hal ini timbul dari persepsi mereka tentang jabatan atau pekerjaan mereka. Kepuasan jabatan timbul karena aneka macam aspek dari jabatan atau pekerjaan seperti misalnya: imbalan berupa uang, peluang untuk promosi, supervisor, para rekan sekerja. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Gaya supervisor, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, afiliasi di dalam kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan imbalan-imbalan lain di luar gaji.

Ada lima dimensi kepuasan kerja, yaitu:
1. Gaji atau upah yang diterima adalah jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut,
2. Pekerjaan adalah tingkat hingga dimana tugas-tugas/ pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab,
3. Peluang-peluang promosi adalah tersedianya peluang-peluang untuk mencapai kemajuan dalam jabatan,
4. Supervisor adalah kemampuan sang supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap karyawan,
5. Para rekan sekerja adalah tingkat hingga dimana para rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten, dan saling bantu membantu.

Dari kelima macam dimensi kepuasan jabatan telah diukur dalam studi tertentu dimana menggunakan apa yang dinamakan Indeks Deskiptif Jabatan (Job Description Index) dan diberikan hak cipta kepada Bowling Green State University di Amerika Serikat (Winardi, 2009) yang dimana dimensi masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pekerjaan meliputi:
a. Rutin,
b. Kreatif,
c. Menjemukan.

2. Supervisi, diantaranya:
a. Meminta pandangan saya,
b. Memuji karya baik,
c. Tidak cukup melaksanakan supervisi,
d. Memberitahukan keadaan saya.

3. Orang-orang, diantaranya:
a. Merangsang,
b. Ambisius,
c. Terlampau banyak berbicara,
d. Sulit dihadapi.

4. Gaji atau upah, diantaranya:
a. Penghasilan cukup untuk pengeluaran-pengeluaran normal,
b. Terlampau rendah,
c. Kurang dibandingkan dengan apa yang seharusnya diterima,
d. Pembayaran sangat tinggi.

5. Promosi-promosi, diantaranya:
a. Peluang baik untuk maju,
b. Promosi berdasarkan kemampuan,
c. Pekerjaan tanpa harapan maju,
d. Kebijaksanaan promosi tidak fair.

3. Indikator Kepuasan Kerja

Yuwono (2005), mendefinisikan kepuasan sebagai cluster perasaan evaluatif tentang pekerjaan dan dia dapat mengidentifikasikan indikator kepuasan kerja dari sembilan aspek yaitu :

a. Upah : jumlah dan rasa keadilannya
b. Promosi : peluang dan rasa keadilan untuk mendapatkan promosi
c. Supervisi : keadilan dan kompetensi penugasan menajerial oleh penyelia
d. Benefit: asuransi, liburan dan bentuk fasilitas yang lain
e. Contingent rewards : rasa hormat, diakui dan diberikan apresiasi
f. Operating procedures : kebijakan, prosedur dan aturan
g. Coworkers : rekan kerja yang menyenangkan dan kompeten
h. Nature of work : tugas itu sendiri dapat dinikmati atau tidak
i. Communication: berbagai informasi di dalam organisasi (vebal maupun nonverbal)

Menurut Veithzal (2004), secara teoritis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya seperti gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control, pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja. Adapun faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan adalah sebagai berikut :

a. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan,
b. Supervisi,
c. Organisasi dan manajemen,
d. Kesempatan untuk maju,
e. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif,
f. Rekan kerja,



Daftar Pustaka: 
  • Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Grasindo
  • Hasibuan, Malayu S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara 
  • J.Winardi.2009. Teori Organisasi dan Pengorganisasian (edisi 5). Jakarta: Rajawali pers.
  • Kreitner, Robert and Angelo Kinicki, 2001. Organizational Behavior. Fifth Edition. Irwin McGraw-Hill.
  • Mathis, Robert L, and Jhon H. Jackson, 2000. Human Resource Management 10th Edition, Tomson South-Western, United States.
  • Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
  • Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Index. Jakarta.
  • Yuwono, dkk. 2005. Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya : Universitas Airlangga.

Komentar